Dimensi Kematian
Adhitya Rafa
Lahir 28 oktober 1987
Wafat 21 desember 2012
Mata Linda lekat memandang batu nisan itu, gerimis yang membasahi bajunya tak sedikitpun ia hiraukan, semua orang yang mengantar ke pemakaman sudah pulang, tapi Linda masih enggan beranjak. Sejenak terbias kenangan masa-masa bersama Rafa, Linda seakan masih tak percaya kalau Rafa benar-benar sudah tiada.
Semasa hidupnya Rafa di kenal sebagai pria humoris namun tetap kharismatik, semua orang menyukainya, tapi nasib naas menimpanya. Sore itu, saat pulang dari kantornya, mobil Honda CRV yang dikendarai Rafa terjun bebas ke dasar jurang setelah sebelumnya menabrak pembatas jalan. Diduga Rafa kehilangan kontrol sehingga mobilnya tak dapat ia kendalikan saat melewati tikungan. Linda adalah orang yang merasa paling terpukul atas kematian Rafa, baginya kehilangan sosok Rafa bak kehilangan separuh dari kehidupannya.
Namun ada berita yang menggemparkan dunia tepat setelah 3 hari kepergian Rafa
Yah akun jejaring sosial Facebook milik Rafa tiba-tiba saja on line dan menulis sebuah status
‘aku masih menunggumu di sini, cinta yang tak akan pernah berhenti, walau semua rintangan yang menghalangi, ku kan tetap mencintaimu sampai mati"
"Mungkin ada orang lain yang tau password fb-nya," celetuk Obin
"Ga mungkin, aku orang terdekatnya saja ga pernah di kasih tau password fb-nya, apalagi orang lain," bantah Linda
"Kalo gitu mungkin ada hacker yang ngebajak fb-nya Rafa," timpal Obin lagi
"Tapi untuk apa? Apa tujuannya ngelakuin semua ini?" sesaat mata Linta menatap monitor laptop-nya. Benar saja memang fb milik Rafa sedang on line tapi ketika Linda mengirimkan pesan, sama sekali tak ada respon.
Akhirnya Obin dan Linda memutuskan untuk meminta bantuan Raito. Raito adalah mahasiswa jurusan TI yang menurut Obin dan Linda mungkin bisa membantu mereka mengungkap misteri tentang akun fb Rafa tersebut.
"Status ini terlalu puitis untuk ditulis oleh makhluk halus" ucap Raito saat Linda menunjukkan status yang baru saja di tulis di akun facebook Rafa.
"Gue akan cari tau, ntar kalo gue udah nemuin jawabannya gue hubungin kalian," sambung Raito sambil mengelus-elus dagunya.
"Oke, kalo gita kita cabut ya, kita tunggu informasinya." Linda menepuk pundak Raito kemudian pergi bersama Obin meninggalkan Raito yang masih saja mengelus dagunya.
Malam ini Linda tak bisa memejamkan matanya meski jarum jam di kamarnya sudah menunjuk ke angka 12. Perasaannya tidak karuan, bayang-bayang Rafa terus saja menyelimuti otaknya, entah kenapa sesaat Linda berharap bahwa yang membuka facebook Rafa itu adalah benar-benar Rafa, Linda berharap Rafa masih hidup. lamunan itu terus mebawa Linda hanyut sampai akhirnya mata Linda perlahan merapat.
Tok tok tok .. Pintu kamar Linda diketuk pelan. Linda membuka selimutnya, perlahan dia bangkit dari tempat tidurnya.
"Rafa?" Mata Linda terbelalak mendapati sosok Rafa berdiri di depan pintu kamarnya. Rafa berjalan masuk ke kamar Linda tanpa menunggu Linda yang masih tertegun di depan pintu kamarnya. Linda berbalik menghampiri Rafa, ditatapnya mata Rafa, mata itu begitu redup pandangannya hampa tak seperti Rafa yang biasanya ceria
"Maukah kamu membantu aku?" desah Rafa dengan nada yang begitu pelan.
"Pasti, apa yang bisa aku bantu?" Jawab Linda.
"Pergilah ke jurang tempat mobilku terjatuh, handphone-ku tertinggal disana."
"Baik aku akan kesana, kamu istirahat aja disini," Linda menyelimuti tubuh Rafa yang sepertinya memang sangat kedinginan.
Tanpa pikir panjang Linda langsung menuju jurang dimana mobil Rafa ditemukan, kala itu hari masih agak gelap, matahari belum menampakkan wajahnya, hanya saja sudah banyak kendaraan lalu lalang jadi jalanan tidak terlalu gelap. Linda sampai di atas jurang itu, dia melihat kebawah, memang tidak terlalu dalam, sekitar 3 atau 4 meter.
"Ini lebih tepat disebut tebing bukan jurang," gumam Linda
Linda mengeluarkan tambang yang sudah dipersiapkannya, mengikatkan ujungnya ke besi pembatas jalan, lalu Linda mulai menyusuri tambang sampai akhirnya dia berada tepat di dasar jurang.
"Loh kenapa mobil Rafa masih ada di sini?" Linda heran setelah melihat mobil Rafa masih ada di dasar jurang dengan posisi terbalik. Linda mengeluarkan senter dari tasnya, di arahkannya senter itu ke dalam mobil Rafa.
"Astaghfirullah..." Linda terkejut setengah mati, jantungnya seperti mau meledak, keringat bercucuran, tubuhnya pun gemetar. Bagaimana tidak, sosok mayat dengan kepala terbelah dan berlumuran darah berada di dalam mobil Rafa. Iya itu mayat Rafa, walaupun bagian belakang kepala nya terbelah tapi bagian depannya masih jelas. Tahi lalat yang ada di atas bibir sebelah kanan itu menjadi alasan yang membuat Linda terpaksa harus percaya bahwa yang dilihatnya itu adalah benar-benar mayat Rafa.
"Lalu siapa yang dikubur tiga hari yang lalu? siapa yang tadi datang ke rumahku?" Pertanyaan ikut membuat kepala Linda terasa berat. Linda tak ingin berlama-lama berada di tempat itu, segera matanya mencari-cari keberadaan handphone Rafa. ditepisnya rasa takut yang menyelimuti dirinya, begitu tangannya menyentuh handphone yang berlumur darah, Linda bergidik, Linda memasukkan handphone itu ke dalam tasnya, dan sesegera mungkin dia meninggalkan tempat itu, dengan susah payah dia menaiki tambang sampai akhirnya dia berhasil kembali berada di atas. Dilirilknya jam tangannya, sekarang jam 5.30 pagi
"Bagaimana mungkin aku bisa senekat ini?” bathin Linda Biasanya Linda paling takut gelap tapi seakan ada sesuatu yang hebat yang mendorongnya untuk melakukan semua ini.
Sampai di rumah matahari sudah mulai mengintip di ufuk timur.
Linda membuka kamarnya
"Rafa, kamu dimana?" Linda membuka lemari pakaiannya berharap menemukan Rafa yang semalam menghampirinya.
"Rafa ? Sadar Lin, Rafa udah ga ada" mama Linda masuk ke kamar Linda dengan tatapan heran.
"Tapi semalem Rafa ke sini, Ma" jelas Linda
"Ga mungkin, Lin, semalem gerbang dikunci dan pintu depan juga dikunci jadi ga mungkin ada yang masuk,"
"Tapi beneran, Ma,"
"Sudahlah kamu hanya berhalusinasi,"
Linda kemudian teringat handphone Rafa yang ada di tasnya, dikeluarkannya handphone itu.
"Ini ma, Linda nemuin ini di mobil Rafa di dasar jurang"
"Di dasar jurang? jangan mengada ada, Lin, mobil Rafa sudah di derek dan sekarang ada di kantor polisi." Linda semakin bingung dengan apa yang dia alami, dia merasa kejadian yang baru saja terjadi itu begitu nyata, dan handphone Rafa yang ia temukan benar-benar ada itu berarti yang dia alami bukan mimpi.
Linda mulai merasa ketakutan, perlahan logikanya kembali terbuka, dia mulai menyadari bahwa yang dia alami benar-benar di luar nalar. Linda menceritakan semua yg di alaminya kepada Obin, dan mereka berdua sudah memastikan lagi bahwa di jurang itu tidak ada mobil Rafa. Misteri ini bagai teka teki besar yang sangat sulit di pecahkan.
"Menurut informasi yang gue dapet dari internet, orang yang arwahnya gentayangan itu biasanya orang yang masih punya urusan yang belum ia selesaikan di dunia," jelas Raito saat Linda dan Obin meminta pendapatnya.
"Dengan kata lain, Rafa mati penasaran," lanjutnya lagi.
"Terus apa yang bisa kita lakukan?" Obin memandang lekat wajah Raito, berharap segera mendapatkan jawaban.
"Handphone itu, pasti ada petunjuk di handphone itu" jawab Raito yang seperti biasa selalu mengelus dagunya.
"Mana handphone nya, Lin?" Tanya obin.
"Di rumah," jawab Linda simple
"Oke gini aja, ntar nyampe rumah, lu cek tu handphone, gue yakin pasti ada petunjuk di sana, makanya arwah Rafa nyuruh lu ngambil tu handphone"
"Oke oke," lagi lagi Linda hanya menjawab sesederhana mungkin.
Handphone Rafa adalah smartphone yang di lengkapi aplikasi Personal Diary.
Linda membaca baca isi diary itu
"Ternyata Rafa suka nulis diary juga di handphone-nya," batin Linda
"Tapi kenapa catatan rahasia begini kok ga di lock," entah kepada siapa pertanyaan itu di tujukan Linda. Linda menajamkan pandangannya melihat catatan harian yang ada di handphone Rafa, disitu tertulis :
Jum'at 23 November 2012
Hari ini salah satu teman terbaikku di kantor meninggal, pesawat yang ia naiki saat menjalankan tugas keluar kota jatuh di selat sunda
selamat jalan kawan
Semoga kau tenang di sana.
Linda melanjutkan ke catatan berikutnya
Jum'at 30 November 2012
Sepulang sholat jum'at aku mendapat telpon dari sepupuku di kampung, kabar buruk yang mengatakan bahwa omaku tersayang baru saja meninggal, penyakit jantung merenggut nyawanya.
Linda menelan ludahnya untuk membasahi tenggorokannya yang kering, kemudian melanjutkan kembali membaca catatan berikutknya
Jum'at 7 Desember 2012
Cobaan apa lagi ini, Tuhan?
Hari ini Mira, anak dari kakak perempuanku yang baru berumur 4 tahun meninggal karena penyakit yang aneh, badannya panas, hidung dan telingannya mengeluarkan darah.
Jum'at 14 Desember 2012
Ada apa dengan hari jum'at?
Kenapa aku selalu kehilangan orang-orang yang aku sayangi di hari jum'at.
Dan kali ini aku kehilangan figur paman.
Adik kandung dari ayahku, dia seorang polisi
Dia terkena peluru nyasar saat mengejar penjahat.
Jum'at 21 Desember 2012
Apa lagi yang akan terjadi hari ini?
Siapa yang akan meninggal?
Kenapa aku merasakan sesuatu yang tak biasa
Aku merasa tubuh ku begitu ringan, lemas tapi aku tak merasa lapar meski dari tadi pagi aku belum makan.
Apakah kali ini aku yang akan mati?
Jika ini takdirmu, aku rela ya, Tuhan
Lebih baik aku mati daripada mereka.
Allahuakhbar...
Mata Linda seperti akan meluncur keluar melihat catatan itu, catatan itu di buat tepat pukul 17.35 sore, tepat beberapa menit sebelum kecelakaan yang di alami Rafa.
"Sore itu Rafa ngetik catatan ini sambil nyetir, akhirnya dia ga bisa ngendaliin mobilnya dan jatuh ke jurang," Linda seperti mulai menemukan petunjuk.
Eh tapi catatan itu belum habis.
Jum'at 28 Desember 2012
Hari jum'at kali ini, aku sudah tak ada lagi di dunia.
Tapi aku juga akan kehilangan orang yang aku sayangi.
Iya orang yang sedang membaca catatan ini.
Linda bergidik.
Orang yang telah tega mengorbankan orang-orang yang aku sayangi demi kepentingan pribadinya.
Keringat mulai bermunculan dari pori-pori tubuh Linda
Selamat datang Linda.
Kekejaman harus di balas dengan kematian.
Tangan Linda gemetar dan handphone itu pun terjatuh. sesaat dia melirik kalender mungin di atas meja kamarnya, tanggal 28 Desember 2012.
"Gimana mungkin catatan itu dibuat setelah Rafa meninggal"
"Ma..af..in gue Fa," desahnya dengan nafas yang terputus putus. Linda berlari keluar kamar, entah kemana tujuannya, sambil menangis dia menyusuri jalan, teringat semua yang telah dia lakukan.
Enam bulan yang lalu Linda pernah mendatangi seorang dukun, dia meminta bantuan kepada dukun tersebut agar Rafa bisa mencintai dia.
Mbah Ranum begitu nama dukun tersebut, beliau meminta syarat kepada Linda yang dengan mudah nya di sanggupi oleh Linda. Syaratnya adalah, Linda harus membawa kucing hitam ke tempat mbah Ranum setiap hari jum'at selama 3 bulan berturut-turut, jika tidak maka orang-orang terdekat Rafa lah sebagai gantinya. Dua bulan pertama semua berjalan lancar meski kadang Linda harus membayar mahal demi mendapatkan kucing berwarna hitam. Namun memasuki bulan ke tiga semakin sulit Linda mencari kucing hitam, sampai akhirnya Linda mengabaikan kewajibannya kepada mbah Ranum tersebut.
Linda masih setengah berlari, dia menuju kediaman mbah Ranum tapi setibanya di sana di malah disuguhi suasana mencekam. Orang-orang ramai di sekitar rumah mbah Ranum, tapi tak ada yang bersuara, semuanya membisu. Linda memberanikan diri bertanya
"Pak, ada apa ya rame-rame?"
"Ooh itu, Neng, mbah Ranum meninggal."
Linda segera masuk ke dalam rumah mbah Ranum dan melihat jenazah mbah Ranum yang terbujur kaku. Tubuh Linda terasa lemah.
Sementara di rentang jarak, Obin sedang kebingungan mencari Linda.
setelah ditelpon oleh mama Linda yang mengabarkan bahwa Linda pergi, Obin langsung menunggangi honda scoopy-nya, Sudah lebih satu jam motor obin berkeliling tapi tak juga dia menemukan Linda.
Linda berjalan gontai sambil menunduk, menyesali kebodohannya, langkahnya semakin tak beraturan, tubuhnya hilang keseimbangan, dari arah berlawanan sebuah mobil melaju kencang tepat menghantam tubuh Linda. Linda terpental dan kepalanya membentur aspal, darah pun bercucuran. Linda sempat melihat nomor polisi mobil tersebut B 124 FA
"Itu mobil Rafa," lirihnya dalam hati kemudian matanya tertutup untuk selamanya.
Siapa yang menabrak Linda?
Siapa yang membuka akun Facebook Rafa? Semua masih menjadi Misteri sampai saat ini.
** TAMAT **
Tidak ada komentar: